MOJOKERTO — Di Tikungan Gotekan, Pacet, Mojokerto, ada tumpukan karung yang tak pernah masuk berita besar, tapi diam-diam sudah lebih banyak menyelamatkan nyawa dibanding baliho imbauan keselamatan jalan raya. Namanya benteng sekam. Sebuah inovasi sederhana yang lahir bukan dari laboratorium, tapi dari logika kampung, kalau rem blong, ya harus ada yang nahan.
Pada Kamis pagi (9/10/2025), para relawan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Mojokerto kembali memugar si penyelamat itu. Ratusan karung sekam lama yang sudah lapuk diganti dengan yang baru—sekitar 500 sak totalnya. Tak ada tender, tak ada pita merah dipotong, tak ada pejabat selfie di depan tumpukan. Yang ada cuma orang-orang yang paham bahwa nyawa di jalur Cangar–Pacet itu sering lebih tipis dari lapisan aspalnya.
#Sejarah Panjang dari Jalur Maut
Ketua FPRB Mojokerto, Saiful Anam—yang di lapangan lebih sering dipanggil Cak Anam—cerita kalau benteng sekam ini sudah berdiri sejak 2013 atau 2014. Dulu, katanya, banyak eksperimen dilakukan, ada yang coba pakai pasir, tongkol jagung, limbah sepon, sampai ban bekas.
“Tapi yang paling efektif dan aman ternyata sekam. Sederhana, murah, tapi lembut pas ditabrak,” ujarnya sambil tersenyum.
Sekam memang punya daya serap energi yang lumayan. Kendaraan yang remnya blong dan nyemplung ke situ akan tertahan, kecepatannya turun drastis, dan—kalau Tuhan berkenan—pengemudinya bisa keluar cuma dengan keringat dingin, bukan ambulans.
“Benteng sekam ini sudah menyelamatkan banyak nyawa, Mas. Kami jaga terus tiap minggu,” tambahnya.
#Gotong Royong yang Tak Masuk APBN
Revitalisasi kali ini digarap bareng relawan lintas komunitas. Ada dari BPBD, Basarnas, juga aparat kepolisian yang ikut bantu. Tapi inti kekuatannya tetap sama, gotong royong warga.
“Setiap akhir pekan, biasanya ada yang ngecek. Kalau karung sobek atau tumpukan amblas, kami ganti. Kadang pakai uang kas, kadang patungan,” kata seorang relawan sambil mengikat karung sekam dengan tali rafia.
Tak ada plakat nama proyek. Tak ada tulisan “Hibah dari siapa”. Hanya tumpukan karung sekam, berdiri sunyi, menatap jalur tikungan yang setiap minggu diuji oleh pengendara yang lebih percaya diri daripada kondisi remnya.
#Warisan Kepedulian di Tengah Tikungan
Bagi warga sekitar, benteng sekam Gotekan bukan cuma alat penyelamat. Ia adalah simbol bahwa solusi sering kali tak perlu serumit teknologi—asal ada niat dan kepedulian.
Di tengah dunia yang makin gemar memecahkan masalah dengan anggaran besar dan istilah canggih, tumpukan karung berisi sekam di tikungan Pacet ini tetap berdiri sebagai pengingat sederhana:
bahwa di Indonesia, keselamatan kadang masih dijaga bukan oleh sistem, tapi oleh tangan-tangan relawan yang tak kenal upah.***