Lewati ke konten

“Dampak Lingkungan Itu Nggak Instan”: Aeshnina, Si Pejuang Sungai Tak Bosan Mengingatkan Dunia

| 3 menit baca |Ekologis | 7 dibaca
Oleh: Titik Terang Penulis: Thara Bening Sandrina dari Seoul Korea Selatan Editor: Supriyadi
Terverifikasi Bukti

BANYAK orang baru sadar lingkungan ketika rumahnya kebanjiran atau udara bikin batuk. Tapi bukan Aeshnina Azzahra Aqilani. Remaja asal Gresik, Jawa Timur, ini sudah lama ngomongin plastik, limbah, dan masa depan bumi. Bahkan di hadapan dunia internasional, Nina tampil sebagai suara tegas untuk perubahan.

Baru-baru ini, lewat wawancara dengan @ohmyearth_official, sebuah social enterprise dari Korea Selatan, Nina kembali menegaskan satu hal sederhana tapi berat: “Dampak lingkungan itu nggak instan.” Artinya, kalau kita peduli sekarang, efeknya baru terasa nanti. Tapi kalau kita acuh, dampak buruknya juga bakal datang, entah kita siap atau tidak.

#Dampak Lingkungan Itu Butuh Waktu

“Environmental impact is not instant. If we care about it now, we will feel the positive effects later in the future. But if we don’t care now, we will also feel the negative consequences later,” kata Nina. Remaja ini percaya bahwa kesadaran lingkungan harus muncul lebih awal, sebelum dampak nyata menimpa. Bukan cuma soal banjir atau polusi yang terlihat mata, tapi juga masalah yang lebih halus, seperti mikroplastik, yang perlahan menumpuk di tubuh dan lingkungan kita.

Kalau kita menunggu sampai masalah terlihat, kata Nina, sudah terlambat. “Kalau kita baru bertindak ketika rumah sudah kebanjiran atau udara sudah bikin batuk, itu sama saja seperti menambal kapal bocor setelah tenggelam,” ujarnya dengan nada serius tapi mudah dimengerti. Ia ingin generasi muda belajar mengambil tanggung jawab sejak dini.

#Mikroplastik: Musuh Tak Terlihat

Fakta yang bikin Nina takut, mikroplastik sudah masuk ke darah, otak, paru-paru, bahkan lingkungan sekitar kita. “Even before a generation is born, they are already affected by microplastics. That’s a really scary fact for me,” katanya. Ancaman ini bukan cuma soal sampah yang terlihat di jalan atau sungai, tapi partikel halus yang tak terlihat tapi bisa masuk ke tubuh manusia sejak dini.

Nina menekankan, mikroplastik itu ibarat debu yang menempel di seluruh kehidupan kita. Dari air minum sampai udara yang kita hirup, jejak plastik sudah ada di mana-mana. Jika kita tidak bertindak sekarang, generasi mendatang akan menghadapi konsekuensi yang jauh lebih parah.

Di Seoul, Korea Selatan! Aeshnina Azzahra Aqilani berdiri bersama para tokoh penting dalam Forum K-Social Value & ESG. Komitmen untuk lingkungan terus dibawa hingga kancah internasional! | Foto: Dok Nina

#Aksi Dimulai dari Hal Kecil

Nina tak hanya bicara, tapi juga mendorong aksi nyata, mengurangi konsumsi plastik sekali pakai. “To minimize microplastics entering our bodies, we can start taking action now by reducing our consumption of single-use plastics,” jelasnya. Setiap individu punya peran. Memilih tas kain, botol minum sendiri, atau menolak sedotan plastik adalah langkah kecil yang, jika dilakukan banyak orang, bisa berdampak besar.

Bagi Nina, tanggung jawab lingkungan bukan hanya tugas pemerintah atau ilmuwan. “Young people have a big responsibility to protect the quality of the environment we live in,” katanya. Remaja ini percaya bahwa masa depan, baik buruknya, sangat tergantung pada tindakan hari ini.

#Hak untuk Lingkungan Bersih

Nina juga menekankan bahwa hidup di lingkungan bersih adalah hak dasar manusia. “Every human has the right to live in a clean environment, to breathe clean air without microplastics, and to drink clean water free from microplastics. We must fight for that right, even if the results will only be felt later in the future,” ujarnya tegas.

Pesan Nina jelas, jangan menunggu sampai bencana datang. Kesadaran, tanggung jawab, dan aksi kecil sekarang akan menentukan kualitas hidup generasi mendatang. Mikroplastik mungkin tak terlihat, tapi dampaknya nyata. Dan menurut Nina, generasi muda harus berani mengambil posisi—bahwa menjaga bumi bukan pilihan, tapi kewajiban.***

 

Tinggalkan Komentar

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *