Lewati ke konten

Gus Maksum dan Rokok Ilegal: “Bukan Pro Rokok Besar, Tapi Pro Negara dan UMKM

| 2 menit baca |Sosok | 6 dibaca
Oleh: Titik Terang Penulis: Hamim Anwar Editor: Supriyadi

TUBAN – Di tengah asap rokok yang kadang lebih tebal daripada kabut politik, Gus Maksum Faqih muncul sebagai penyejuk moral. Bukan sekadar pengasuh pondok pesantren, ia berani bicara soal rokok ilegal yang bikin pusing pedagang kecil, perusahaan besar, dan tentu saja, dompet rakyat.

Menurut Gus Maksum, Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa sedang main peran superhero cukai, menertibkan rokok ilegal supaya negara tak “keracunan” kerugian pajak. Tapi jangan salah, ini bukan drama anti-UMKM. Aturan itu, tegas Gus Maksum, bukan lawan UMKM, melainkan lawan rokok ilegal yang licin, lari ke pasar gelap, dan bikin harga rokok legal naik-turun kayak rollercoaster.

“Jangan ada lagi opini bahwa Menkeu pro perusahaan rokok besar. Tidak begitu. Intinya, rokok ilegal harus diberantas karena merugikan negara dan masyarakat,” kata Gus Maksum, Selasa (30/9/2025).

#Drama Pedagang Kecil dan Persepsi Rakyat

Kalau diterjemahkan ke bahasa rakyat: rokok ilegal itu kayak tetangga jahil yang nyolong cabai dari kebunmu. Kamu marah, tapi dia lari duluan. Pedagang kecil pun jadi korban, karena rokok ilegal harganya miring, pelanggan kabur ke pasar gelap, untung? Nol. Rugi? Semua.

Di situlah drama sebenarnya: antara kebijakan yang ideal dan realita di warung-warung. Rokok ilegal tidak cuma soal ekonomi, tapi juga soal persepsi rakyat. Kalau pemerintah tegas, rakyat bilang, “Akhirnya ada yang bertindak!” Kalau lembek, rakyat bilang, “Ini cuma drama lagi, kayak sinetron waktu cukai rokok naik dulu.”

#Harapan Gus Maksum: Ekonomi Bergulir, Rakyat Senang

Gus Maksum optimistis, tapi ia juga paham realita keras: Indonesia adalah salah satu penghasil tembakau terbesar di dunia. Dari petani sampai tukang antar rokok, jutaan nyawa ekonomi tergantung di sektor ini. Kalau dikelola dengan baik, sektor ini bisa jadi motor ekonomi yang menguntungkan negara sekaligus rakyat.

“Perputaran ekonomi di sektor ini besar sekali. Jika dikelola dengan baik, akan memberi kemajuan bagi bangsa,” ujarnya.

Gus Maksum berharap Menkeu Purbaya tetap main fair, membuat aturan yang melindungi UMKM, menertibkan rokok ilegal, dan memastikan ekonomi tetap berputar. Kalau berhasil, negara untung, rakyat senang, dan Gus Maksum bisa tenang merawat santrinya sambil tersenyum lega. Kalau gagal? Ya, drama rokok ilegal bakal terus jadi tontonan, sementara kita semua cuma bisa pasrah melihat rollercoaster harga rokok dan dompet rakyat.***

.

 

Tinggalkan Komentar

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *