Kadang yang kita butuhkan bukan ponsel “serba wah”, tapi yang nggak rewel dipakai seharian, kehujanan di jalan, jatuh di proyek, lalu tetap hidup pas kita lagi buru-buru. Vivo Y21d lahir tepat di ceruk itu. Bukan jagoan skor benchmark, tapi jago bertahan. Di harga dua jutaan, ia datang dengan sertifikasi IP68/69/69+, klaim perangkat tahan air yang biasanya nongkrong di kelas jauh lebih mahal. Baterainya 6500 mAh plus 44W FlashCharge, dan layar 6,68 inci 90Hz untuk scroll tanpa pusing. Di kertas, paketnya terdengar “keras”, tapi bagaimana rasanya dipakai, dan apa komprominya?
Di review ini kita bedah ringkas—layar, performa, kamera, daya tahan & termal, sampai pengalaman mengetik (keyboard virtual & haptic). Lalu kita pilah: mana fitur yang benar-benar berguna, mana yang potensial gimmick. Kita juga bandingkan cepat dengan kompetitor populer di kelas dua jutaan. Tujuannya sederhana: membantu kamu memutuskan, ini ponsel buat kerja lapangan, atau mending lewat. Data resmi kita rujuk langsung dari situs Vivo & rilis harga Indonesia biar nggak ngawang.

Ringkasan spesifikasi & harga: “Tangguh ala kelas pekerja”
Vivo Y21d memakai Unisoc T7225 (octa-core 12nm, 2×1,8 GHz + 6×1,8 GHz), Android 15 dengan Funtouch OS 15, layar 6,68” LCD 90Hz (HD+ 1608×720, 1000 nits HBM), baterai 6500 mAh dengan 44W. Bobot 209 g, tebal 8,39 mm. Kamera belakang 50 MP + QVGA, depan 5 MP. Konektivitas 4G (no 5G), Wi-Fi 2,4/5 GHz, Bluetooth 5.2, USB-C 2.0, triple slot (Dual SIM + microSD). Tanpa jack audio 3,5 mm menurut beberapa sumber lokal.
Harga resmi Indonesia (per 3 Nov 2025):
(Sumber: E-Store Vivo Indonesia & publikasi media)
| Varian RAM/Storage | Harga Rekomendasi |
|---|---|
| 4GB + 128GB | Rp2.099.000 (E-Store) |
| 6GB + 128GB | Rp2.399.000 |
| 6GB + 256GB | Rp2.599.000 |
| 8GB + 128GB | Rp2.599.000 |
Catatan audio: beberapa media menyebut tanpa jack 3,5 mm; laman parameter resmi tidak mencantumkan jack. Pertimbangkan earphone TWS/USB-C.
“Dipakai kotor tetap jalan, dipakai normal ya… normal”
Vivo Y21d terasa seperti helm proyek: bukan yang paling cantik, tapi menyelamatkan kepala. Build-quality memberi rasa aman saat jalanan mendadak hujan besar. Namun kompromi kelas harga muncul di layar HD+ dan SoC ringan. Kabar baiknya, baterai badak dan pengisian 44W bikin ritme harian lebih tenang, tidak cari colokan tiap jam.
Layar & audio: 6,68” 90Hz, 1000 nits HBM
Layar besar memudahkan baca WhatsApp sampai spreadsheet. 90Hz memberi gerak gulir lebih luwes ketimbang 60Hz, walau resolusi HD+ membuat ketajaman biasa saja di 264 ppi. Outdoor masih aman berkat HBM 1000 nits. Dual stereo + audio booster 400% bikin notifikasi & video terasa “nendang” di ruang bising.
Performa harian & termal: Unisoc T7225, fokus efisiensi
Chip Unisoc T7225 12nm di sini bukan sprinter. Buat aplikasi harian—chat, Maps, TikTok—cukup, apalagi ada opsi RAM 8GB + Extended RAM yang membantu multitasking ringan. Untuk gim berat, turunkan ekspektasi ke setingan grafis rendah. Temperatur harian terkendali berkat fabrikasi 12nm dan bodi yang tak terlalu rapat komponen high-end.
Kamera: 50MP “Underwater” buat seru-seruan
Sensor 50MP belakang dengan mode Underwater adalah bumbu khas Y21d. Di cahaya cukup, foto sosial media-ready. Di low light, kualitas bisa goyah; maklum kelas entry. Kamera depan 5MP cukup untuk video call. Mode underwater fun asal patuh pedoman IP dan segera keringkan perangkat usai dipakai.
Baterai & pengisian: 6500 mAh, 44W—didesain “gak habis-habis”
Vivo menjanjikan 63 jam Spotify dan 19 jam TikTok, plus 44W yang mengisi 1–50% ±40 menit. Klaim lab memang bukan dunia nyata, tapi sepanjang hari kerja + lembur masih sisa. Ada janji kesehatan baterai 80% hingga 5 tahun/1600 siklus—nilai tambah untuk pengguna yang tak gonta-ganti HP.
Keyboard virtual & haptic: aman buat “ngetik kencang”
Tak ada keyboard fisik, jelas. Tapi motor getar cukup tegas—mengetik cepat terasa presisi. Layar 6,68” memberi ruang tuts lega; dan wet touch diklaim tetap responsif saat tangan lembap/baru kehujanan.

Tabel spesifikasi inti
(Sumber: laman parameter resmi Vivo Y21d)
| Komponen | Detail |
|---|---|
| SoC / CPU | Unisoc T7225, 8-core (2×1,8 GHz + 6×1,8 GHz), 12nm |
| OS | Android 15, Funtouch OS 15 |
| Layar | 6,68” LCD, 60/90Hz, 1608×720, 1000 nits HBM, 83% NTSC |
| RAM/Storage | 4/6/8GB + 128GB; 6GB + 256GB; eMMC 5.1; Extended RAM hingga +8GB |
| Ekspansi | microSD hingga 2TB (slot khusus) |
| Kamera Belakang | 50MP (f/1.8) + QVGA (f/3.0) |
| Kamera Depan | 5MP (f/2.2) |
| Baterai | 6500 mAh (typ), 44W FlashCharge |
| Dimensi & Bobot | 166,14 × 77,01 × 8,39 mm; 209 g |
| Konektivitas | 4G, Wi-Fi 2,4/5 GHz, BT 5.2, USB-C 2.0, FM |
| SIM | Dual SIM + microSD (triple slot) |
| Ketahanan | IP68/69/69+; SGS 5-Star drop; Water Ejection; Wet Touch |
| Audio | Dual stereo speaker, 400% volume booster (tanpa 3,5 mm menurut media) |
Fitur unggulan vs gimmick: “Mana yang nyata manfaatnya?”
Di kelas harga ini, janji fitur sering menggiurkan. Y21d menekankan ketangguhan dan baterai besar, dua hal yang memang berdampak sehari-hari. Namun ada juga fitur yang terasa “wah” di poster, tapi manfaatnya situasional. Mari kita bedakan agar kamu nggak beli karena ilusi.
Unggulan yang terasa efeknya
Fitur-fitur berikut memberi dampak langsung pada pengalaman harian, terutama buat pengguna outdoor dan pekerja lapangan.
-
IP68/69/69+ + rangka tiga lapis: perlindungan air/semprotan bertekanan + durabilitas teruji. (Ikuti catatan & batasan resmi IP).
-
Baterai 6500 mAh + 44W: ritme “sehari lebih” jauh lebih realistis; isi 1–50% ≈40 menit.
-
Layar 90Hz + 1000 nits HBM: scroll mulus, masih kebaca di terik siang.
-
Dual stereo + audio booster 400%: notifikasi/voice jelas di lokasi bising.
Potensi gimmick—tetap bisa berguna, tapi…
Dua sampai tiga kalimat pembuka: bukan berarti tak berguna, hanya jangan jadi alasan utama membeli.
-
Kamera “Underwater”: fun, tapi patuhi skenario aman (air tawar, batas kedalaman/waktu, keringkan dulu sebelum isi daya).
-
Extended RAM: membantu multitasking ringan, tapi tidak mengubah kelas performa CPU/GPU.
Perbandingan singkat kompetitor: “Kalau bukan Y21d, apa lagi?”
Di dua jutaan, pilihan ramai. Umumnya kompetitor menang di layar FHD+ dan performa SoC, tapi kalah telak di rating ketahanan air. Jadi pertanyaannya: kamu butuh daya tahan ekstrem atau layar/performa lebih kencang?
vs Samsung Galaxy A05s
A05s populer karena brand & layanan purna jual.
-
Plus A05s: Snapdragon 680, layar 6,7″ FHD+, 25W, ekosistem Samsung.
-
Minus A05s: tanpa rating IP tinggi; baterai 5000 mAh. Y21d unggul pada IP dan kapasitas baterai. (Spesifikasi Y21d: lihat tabel di atas).
vs Redmi Note 13 (4G)
Raja value layar & kamera.
-
Plus RN13 4G: AMOLED 120Hz FHD+, kamera 108MP, Snapdragon 685; sering promo 2–3 jutaan.
-
Minus RN13 4G: tidak punya IP68/69; baterai 5000 mAh 33W—lebih kecil dari Y21d.
vs Infinix Hot 40 Pro
Pilihan “kencang hemat”.
-
Plus Hot 40 Pro: Helio G99, layar FHD+ 120Hz, harga agresif.
-
Minus Hot 40 Pro: tidak punya IP68/69; karakter “gaming value” tapi ketangguhan air debu di bawah Y21d.
Kesimpulan sub-bab: Jika kamu sering di lapangan/area basah/berdebu, Y21d lebih “masuk akal”. Jika prioritasmu layar FHD+/performa gaming di budget sama, kompetitor di atas bisa lebih cocok.
Siapa harus beli & siapa mending skip
Tidak ada ponsel “untuk semua orang”, apalagi di entry level. Pilih yang sesuai habitat. Y21d adalah tool lebih dulu baru toys—ditujukan ke pengguna yang menuntut keandalan fisik dan stamina baterai.
Beli jika:
-
Sering kehujanan/area kerja berair/berdebu; butuh IP68/69/69+ dan bodi yang tahan banting.
-
Butuh baterai “aman dua shift” + isi cepat 44W.
-
Nyari triple slot (Dual SIM + microSD) dan loudspeaker yang “teriak”.
Skip jika:
-
Kamu prioritas layar FHD+ tajam & refresh 120Hz, atau kamera malam yang konsisten. (Layar Y21d masih HD+ 90Hz).
-
Perlu jack 3,5 mm bawaan kabel. (Sumber lokal menyebut tidak ada).
-
Butuh 5G untuk masa depan (Y21d hanya 4G).

“Bukan anak pamflet, tapi anak lapangan”
Vivo Y21d itu seperti sepatu boots proyek: jarang masuk OOTD, tapi tanpa itu kerjaan mandek. Ia menukarkan layar FHD+ dan tenaga gaming dengan sesuatu yang sering kita remehkan, ketenangan pikiran saat cuaca dan situasi tak bersahabat. Di harga mulai Rp2,099 juta, rating IP dan baterai 6500 mAh 44W adalah value prop yang nyata, bukan brosur. Kekurangannya jelas: layar HD+, kamera malam biasa saja, dan (kemungkinan) tanpa jack 3,5 mm. Tapi kalau habitatmu warung kopi berembun sampai lokasi proyek yang becek, Y21d ini “teman seperjuangan” yang setia. Selebihnya, kalau kamu anak layar bening dan skor gim, tetangga sebelah lebih menggoda. Y21d bukan buat pamer, tapi buat kerja—dan kerja itu, kadang, lebih penting dari pamer.
Kelebihan
- IP68/69/69+ di kelas harga Rp2 jutaan
- Baterai 6500 mAh + 44W, irit dan cepat isi
- Layar 90Hz dengan HBM 1000 nits
- Dual stereo speaker + “400%” audio booster
- Triple slot (Dual SIM + microSD) dan Bluetooth 5.2
Kekurangan
- Resolusi masih HD+ (bukan FHD+)
- SoC Unisoc T7225 memadai untuk harian, bukan gaming berat
- Belum mendukung 5G
- Bobot 209 g terasa lebih padat dari rata-rata