Lewati ke konten

Batik Muhammadiyah 2025: Saat Kader Lamongan Ngeluarin Ide, Nggak Cuma di Mimbar Tapi di Kain

| 2 menit baca |Ide | 7 dibaca
Oleh: Titik Terang Penulis: Supriyadi Editor: Supriyadi

LAMONGAN – Kalau biasanya kader Muhammadiyah dikenal piawai di mimbar dan amal usaha, kini mereka sedang unjuk gigi di bidang lain, batik. Yup, beneran. Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) PDM Lamongan bekerja sama dengan Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Lamongan baru saja membuka Sayembara Desain Batik Muhammadiyah 2025.

Ketua pelaksana sekaligus budayawan Lamongan, Ikhsan Budiono, bilang kalau sayembara ini sengaja digelar untuk “memberi ruang kreatif bagi kader Muhammadiyah.” Pendaftaran dibuka dari 1–31 Agustus 2025. Dari 31 orang yang mendaftar, hanya 21 peserta yang bener-bener ngumpulin karya desainnya. Sisanya? Mungkin lupa save file atau terlalu sibuk rebahan.

Setelah menunggu dengan sabar—dan kemungkinan juga deg-degan—panitia akhirnya melakukan tahap kurasi pada Sabtu (13/9/2025). Hasilnya, lima karya terbaik terpilih. Karya-karya ini nanti akan dipresentasikan langsung oleh peserta pada Kamis, 18 September 2025. Ikhsan bilang, presentasi ini penting buat memastikan ide peserta memang orisinal. Jadi, nggak cuma asal tempel motif bunga di kain, terus dibilang batik Muhammadiyah.

Proses penilaian juga nggak main-main. Panitia menghadirkan tiga dewan juri:

  1. Hj. Puji Rahayu, desainer sekaligus entrepreneur batik dari Bojonegoro.
  2. Purnomo, SSn, dari Dinas Pariwisata Lamongan, yang ngerti soal estetika daerah.
  3. Dr. Piet Hizbullah Khaidir, MA, yang tugasnya menilai “unsur kemuhammadiyahan” dalam tiap desain.

Helmi Arief, Sekretaris LSBO PDM Lamongan, menekankan bahwa sayembara ini lebih dari sekadar lomba batik. “Ini juga sarana dakwah melalui seni dan budaya, nggak cuma lewat mimbar atau amal usaha,” ujarnya.

Satu hal yang bikin momen ini terasa spesial: Muhammadiyah Lamongan selama ini belum punya batik resmi. Jadi, hasil sayembara ini bakal ditetapkan sebagai batik resmi persyarikatan di tingkat daerah. InsyaAllah, desain pemenang akan resmi diluncurkan pada Milad Muhammadiyah ke-113, jadi bisa dibilang ini momen bersejarah—bukan cuma buat yang bikin motif, tapi juga buat Lamongan yang sekarang punya identitas batik sendiri.

Helmi pun optimistis, kegiatan ini bisa jadi pintu masuk lahirnya lebih banyak event seni dan budaya Muhammadiyah di Lamongan. Jadi, siap-siap ya, jangan cuma nonton stand-up comedy di YouTube, tapi siap-siap juga melihat karya kader Muhammadiyah menghias kain dan lembar sejarah.***

 

Tinggalkan Komentar

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *